Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

tari mandar

Nama Ragam Tarian Daerah Dari Majene, Sulawesi Barat Seni tari sangat beragam di Indonesia termasuk di provinsi Sulawesi Barat, terdapat banyak jenis tarian tradisional maupun tarian kreasi, keduanya berkembang sesuai dengan modifikasi yang dilakukan oleh para penggiat seni tari. Daerah Majene yang didominasi oleh suku Mandar juga terdapat banyak jenis tari-tarian daerah yang dapat ditemui mulai dari tarian tradisional hingga tarian kreasi, tarian merupakan salah satu pembentuk elemen-elemen budaya, hasil karya manusia, karena itu banyak dari hasil karya yang muncul diilhami oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang suku Mandar yang tinggal di wilayah Majene . Penari Mandar yang menggunakan pakaian adat tradisional daerah   Tarian tradisional saat ini mungkin tak banyak dipertunjukkan walaupun ia masih dapat ditemui, sanggar atau komunitas tari saat ini lebih banyak menampilkan gerakan yang lebih beragam. Tarian yang ada banyak merupakan hasil dari tari-tari kre

tari makassar

Gambar
Tari Pakarena Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Tari Pakarena Tari Pakarena  di pulau Selayar pada masa  Hindia Belanda Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik)[1]. Selain tari pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu (alm) di kabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu “Tari Pakarena Gantarang”. Disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah perkampungan yang merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang dimainkan oleh kurang lebih empat orang penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903 saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata[2]. Tidak ada data yang menyebutka

tari toraja

Gambar
14 Jenis Tarian dari Tana Toraja23 Mei 2015 2 143237278410410499 Saya termasuk orang yang suka dengan berbagai pertunjukan budaya dari berbagai daerah baik  itu pertunjukkan musik, tarian, permainan tradisional dan lain-lain. Mengapa saya suka? Simpel saja, pertunjukan budaya tersebut mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Tak mau ketinggalan dengan daerah lainnya, di kampung halamanku sendiri,Tana Toraja, punya ragam budaya yang dijamin akan memanjakan mata Anda. Namun di artikel kali ini, saya ingin memperkenalkan ragam tarian asal Tana Toraja. Berikut  14 jenis tarian dari Tana Toraja diantaranya: 1. Tarian Manimbong [/caption] Tarian ini dilakukan oleh beberapa pria yang memakai kain adat maa’ dan menggunakan parang-parang antik dan ikat kepala yang terbuat dari bulu-bulu ayam.  2. Tarian  Pa’pondesan Tarian ini dibawakan oleh beberapa pria dan tidak memakai baju kecuali selama adat khusus. Para penari memakai kuku ti

tari bugis

Gambar
1.  Tari Gandrang Bulo Tari Gandrang bulo ini dimainkan oleh beberapa laki-laki. tarian ini biasanya dimainkan dalam kegiatan-kegiatan rakyat Makassar. Tak ada gerakan baku dalam tarian ini. yang pasti para penari akan berputar-putar melakonkan beberapa gerakan jenaka demi mengundang Tawa Penonton Seperti Melakonkan Gerakan seperti kera, Gerakan Pincang (Keppang dalam bahasa Makassar) .  dan lain-lain. Sangat menarik menyaksikan tarian ini. Daeng pernah ikut penampilan tarian seperti ini dan daeng sangat bangga menjadi bagiannya. 2. Tari Pakarena Tari Pakarena  adalah tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik). Selain tari pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu (alm) di kabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu “Tari Pakarena Gantarang”. Disebut sebagai Tari

tari luwu

Sinopsis Tari Sumajo Luwu Filed under:  Budaya ,  Tarian  —  Leave a comment 14 November 2010 OLEH  M.AMIN WAHID Pemain Sumajo ini ,dimainkan minimal tiga orang dan boleh lebih sesuai dengan kebutuhan tetapi jumlahnya harus ganjil. Yang boleh menjadi pemain sumajo adalah mereka yang turunannya berasal dari para pemangku adapt/ yang pernah menjadi pemangku hadat (  TOMENGKENI ). Sebelum mereka tampil (sumajo) maka mereka disiapkan pada suatu tempat dengan posisi sebagai berikut: –          Duduk sambil kaki kiri diduduki, –          Kaki kanan (lutut) berdiri, –          Kedua belah tangan mereka kepada bahagian depan dengan kepalan tangan, –          Mereka duduk bersaf. Setelah melihat para pemain Kajangki datang yang diikuti dengan komando tabuh/gong,maka secara serentak mereka berdiri sambil menganggukkan kepala pertanda bahwa mereka sudah siap untuk tampil. Sesudah itu mereka berjalan dengan posisi berbanjar dan diikuti oleh pemain kajangki. Setelah tiba